Info Parungpanjang - Situs www.detik.com 14/02/2012 menurunkan berita bahwa di Jombang di “Hari Valentine Sejumlah ABG di Kamar Hotel Terjaring Razia”. Lalu, harian SURYA di tanggal yang sama memberitakan bahwa aparat berwenang di Surabaya memerketat penjagaan tempat-tempat hiburan yang biasanya menjadi jujugan anak muda di Hari Valentine. Beritanya berjudul “Pelototi Lokasi Rawan Mesum”.

Ancaman Besar
Dua berita di atas  cukup mewakili potret buram yang ditimbulkan Valentine’s Day dari tahun ke tahun. Jika di tiap Valentine’s Day kerap berulang kisah seperti itu maka sangat relevan jika kalangan yang mengerti mengajak semua pihak untuk tak latah ber-Valentine’s Day. Memang, jika kita cermati, hendaknya kita jangan menjadi generasi pembebek yang suka ikut-ikutan dengan kebiasaan asing yang bukan saja tak sesuai budaya bangsa, tapi terlebih lagi tak sejalan dengan ajaran agama. Budaya merayakan Valentine, tidak jauh dari maksiat, merusak akhlak, dan mendekati zina.

Momen Valentine yang biasanya digunakan oleh generasi muda untuk mengekspresikan cintanya. Hanya saja, ekspresi yang dimaksud tidak lebih dari pelampiasan nafsu yang hanya akan menghancurkan generasi mudanya.

Survei yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional tahun 2010 menyebutkan lebih dari 50 persen gadis di Indonesia tidak perawan lagi. Survei yang hampir sama, dilansir oleh Komisi Penanggulangan AIDS yang menyatakan 65 persen remaja putri SMP dan SMA tidak perawan lagi. Unicef merilis rata-rata setiap tahun, 2,5 juta jiwa remaja Indonesia melahirkan diluar nikah, akibat pergaulan bebas.

Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentine’s Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat. 

Post a Comment