Parungpanjang - Pembangunan yang berkelanjutan banyak memberikan peluang bagi banyak orang. Apalagi ditunjang pendapatan yang semakin meningkat sehingga memberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan utama, seperti properti.

Dari hal inilah sebuah peluang muncul dalam pengadaan material utama pendukung dalam pembangunan properti yaitu batu bata.

Meskipun dewasa ini sudah ditemukan inovasi bahan pengganti batu bata dalam membuat dinding bangunan, tetapi sebagian besar masyarakat masih menggunakan batu bata.

Eksistensi dibidang ini masih terlihat dengan masih mondar-mandirnya kendaraan jenis colt diesel pengangkut bata berlintas di jalan Parungpanjang.

Menurut keterangan Bang Gele (nama beken di wilayahnya) warga Cilaketan Gorowong, dirinya banyak memenuhi kebutuhan pemesanan bata untuk wilayah Jakarta. Banyak toko material sana yang cocok dengan kualitas dan harga bata made in Parungpanjang, dengan intensitas kurang lebih 2 kali kirim dalam seminggu.

Proses Produksi Batu Bata
Saat ini dengan tungku pembakaran berkapasitas 20ribu batu bata, dalam 2 bulan 3x pembakaran bisa menghasilkan +/- 200ribu batu bata sesuai permintaan. Krisis global berpengaruh terhadap turunnya permintaan sehingga untuk menghabiskan 70ribu batu bata diperlukan waktu +/- 1.5bulan.

Dalam proses produksinya, untuk produksi 70ribu batu bata dibutuhkan tanah liat sebanyak ½ bak truk (sedang). Sedangkan untuk pembakarannya dibutuhkan kayu bakar sebanyak 1.5 bak truk dengan harga Rp1juta/truk, Rp500ribu untuk kayu dan Rp500ribu untuk transport.

Dalam operasional usaha batu bata ini, Yusuf mempekerjakan 1 orang manajer dan 2 orang tenaga tetap. Manajer diberi gaji 1.5juta/bulan dan untuk tenaga tetap dibayar berdasar jumlah batu bata yang dicetak yaitu Rp27,-/batu bata/orang dan fasilitas tempat tinggal.

Setiap kali pembakaran dibayarkan Rp1juta untuk sekali pembakaran,berapapun jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Pada proses pembuatannya, awalnya tanah yang sudah disiapkan, dimasukkan ke dalam mesin. Tanah diaduk dan dipadatkan kemudian dicetak berbentuk persegi panjang.

Supaya tanah lebih liat dan padat, ditambahkan air dan minyak sawit +/-1 sendok. Cetakan tanah yang keluar dari mesin berbentuk memanjang tersebut dipotong-potong secara manual. Setelah tanah tercetak, disusun dan dikeringkan di suatu tempat atau di dekat tungku.

Setelah tungku dikosongkan dari pembakaran sebelumnya, cetakan dimasukkan dan dibakar. Proses pembakaran membutuhkan waktu 4hari tanpa berhenti.

Kendala Usaha
Kendala yang dihadapi selama menjalankan usaha ini tidak terlalu besar, sama seperti usaha pada umumnya. Hanya saja dampak krisis global yang melanda saat ini benar2 sangat terasa. Proses pembangunan properti masyarakat dan swasta terhenti karena dana tersendat,begitu juga proyek2 pemerintah daerah.

Jadi, selama masih ada rencana pembangunan fisik dan prasarana lain, usaha pembuatan batu bata masih cukup menjanjikan.

Simulasi Usaha Pembuatan Batu Bata
Asumsi : keuntungan per bulan berdasarkan penjualan 70.000 batu bata dengan harga normal Rp. 230

Pengeluaran
Tanah Liat   : ½ truk x  Rp. 800.000                     = Rp.      400.000
Kayu bakar : 1 ½ truk x Rp. 1.000.000                = Rp.   1.500.000
Transportasi : 1 bulan x Rp. 3.000.000                 = Rp.   3.000.000
Manajer : 1 orang x Rp. 1.500.000                      = Rp.   1.500.000
Karyawan : 2 orang x 70.000 x 27                       = Rp.   3.780.000
Total Pengeluaran                                                 = Rp. 10.180.000

Pendapatan
Penjualan : 70.000 x Rp. 230                               = Rp. 16.100.000
Total pendapatan                                                 = Rp. 16.100.000
Keuntungan : Rp. 16.100.000 – Rp. 10.180.000  = Rp. 5.920.000


Post a Comment